Sabtu, 06 November 2010

Aneh Bin Ajaib, Padi Tak Tersentuh Lahar



Warga menyaksikan Kali Gendol yang rata tertutup material letusan Gunung Merapi di Dusun Bonggang, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (6/11/2010).

SLEMAN, KOMPAS.com — Hulu Sungai Gendol di wilayah atas Cangkringan, Sleman, yang berjarak sekitar 5 km dari puncak Merapi, berubah menjadi gunungan setelah tertimbun material vulkanik yang dimuntahkan Merapi pada Kamis (4/11/2010) malam.

"Sebelum terimbun, sungai ini lebar dan dalam, kira-kira sedalam 30 meter. Seperti jurang kalau dilihat dari tepi sungai," kata Suwarjo (42), penduduk setempat, yang meninggalkan lokasi pengungsian untuk menengok rumahnya.

Ketika Antara mendatangi lokasi pada Sabtu (6/11/2010) siang dan menyaksikan hulu sungai itu dari jarak 5 meter, Suwarjo berteriak untuk memperingatkan bahwa material itu masih mengandung bara.

Bagi orang luar, bukan penduduk Cangkringan, fenomena sungai Gendol itu mencengangkan. Tak ada tanda-tanda sama sekali bahwa di bawah ribuan ton lahar itu ada sebuah sungai sedalam jurang. Aroma belerang yang menyengat tercium di kawasan berbahaya ini.

Di sekitar hulu sungai terdapat perkampungan penduduk yang sudah mengungsi. Atap rumah-rumah dan daun-daun pepohonan besar tertutupi abu dan pasir.

Kebun salak luluh lantak, porak-poranda. Cangkringan menjadi kawasan mati, dengan kerusakan yang masif.

Kawasan lereng Merapi yang mengalami kehancuran di mana-mana terjadi di Desa Glagaharjo. Sepanjang jalan menuju puncak Merapi, pohon-pohon bertumbangan. Tiang listrik dari beton patah. Tiang besi telepon pun roboh, membuat saluran kabel-kabelnya terburai.

Sejumlah rumah penduduk tampak berantakan. "Hujan pasir campur lahar membuat semuanya seperti ini," kata seorang penduduk setempat yang sedang menengok rumahnya.

Pemadangan di Cangkringan yang mengalami kerusakan di mana-mana itu terasa magis. Semua pohon besar bisa tumbang atau dahan-dahannya patah. Daun-daun pohon kelapa lunglai berwarna coklat kusam setelah tertimpa hujan pasir dan lahar. Perkebunan salak morat-marit. Tanaman jagung hanya tinggal onggokan kusam di pematang.

Namun, hamparan padi yang baru disemai, yang baru setinggi sepuluh senti meter, sama sekali utuh dengan warna kehijauan yang menyegarkan.

"Aneh bin ajaib. Pohon besar bertumbangan. Padi yang baru tumbuh itu seperti tak tersentuh lahar Merapi," komentar seorang yang mengantar Antara memasuki wilayah maut itu.

Pengamatan lapangan di Glagaharjo itu tak berlangsung lama karena seorang relawan yang datang mengingatkan untuk segera menjauh dari puncak Merapi.

Suara hujan angin disertai gelegak seperti air mendidih, yang datang dari perut Merapi itu, semakin menyadarkan bahwa Merapi bisa muntah sewaktu-waktu.

Aktivis-relawan penolong korban Merapi itu seperti mulai mengenal tabiat Merapi. Dia segera menarik pegas motornya dan melaju menjauh dari puncak Merapi. Dia tak mau berpacu melawan kecepatan lahar Merapi yang oleh pakar geologi diibaratkan sekencang mobil Formula Satu itu.

Sudah Empat Tahun Bocah Ini Tidak Bisa Makan


Daniel Harrison. Bocah empat tahun ini belum pernah merasakan nikmatnya makanan dan minuman sejak lahir. Seluruh kebutuhan nutrisinya masuk ke tubuh melalui tabung berselang yang terpasang di perutnya.

Seperti dikutip dari laman Daily Mail, penderitaan bocah itu bermula ketika acid reflux menyerangnya saat masih bayi.

Acid reflux adalah gangguan pola makan akibat produksi asam lambung berlebih. Ini biasanya ditandai dengan muntah setiap kali makan, disertai rasa sakit tak tertahankan di area dada atas dan tenggorokan. Tak jarang rasanya seperti terbakar.

Sejak penyakit itu menyerang, Daniel selalu mengalami ketakutan luar biasa saat dihadapkan pada makanan dan minuman. Gangguan autisme juga menambah trauma karena memori tentang rasa sakit ketika bayi terus melekat.

Orangtuanya, Kevin dan Catherine, sudah berkeliling Inggris untuk menyembuhkan penyakit yang diderita Daniel. Berbagai tindakan medis sudah dilakukan, namun tak membuahkan hasil. Pada 2009, Daniel bahkan harus berjuang melawan virus H5N1 yang menyerang paru-parunya.

Kini, Kevin berusaha menabung untuk membawa Daniel berobat ke University Hospital, Graz, Austria. Ia mendengar ada pasien seperti Daniel sembuh di sana. "Saya cuma bermimpi Daniel bisa hidup normal seperti bocah seusianya, menyendok makanan dan minum di meja," kata Kevin.

Galeri Gambar Yang bikin Ngakak !! cek dah












Boneka Okiku dari Jepang, Boneka Setan Yang Penuh Misteri

Menurut penuturan orang yang pernah melihat boneka ini, boneka ini memang seram dengan segala nuansa non logisnya. Bagaimana bisa benda mati bisa menumbuhkan rambutnya terus menerus. Hampir seperti jenglot, boneka ini benar-benar di luar nalar. Seorang peneliti jepang mengungkapkan bahwa dari hasil uji forensik rambut yang ditumbuhkan boneka ini sama persis dengan rambut pada anak usia 10 tahun.



Nama Okiku ini diambil dari seorang anak yang sedang bermain dengan boneka dengan ukuran tinggi 40 sentimeter, berpakaian kimono dengan mata hitam seperti manik-manik dan rambut yang lebat. Boneka Okiku telah ada di kuil Mannenji di kota Iwamizawa Prefektur Hokkaido) sejak tahun 1938.


Awalnya boneka ini dibeli tahun 1918 oleh seorang pemuda bernama Eikichi Suzuki di sapporo, Di sana ia melihat sebuah boneka cantik Jepang dengan Kimono. Boneka ini dibeli Eikichi untuk adiknya yang berumur 2 tahun yang bernama Okiku, anak ini sangat menyenangi boneka ini dan memainkannya setiap hari.



Tapi sayang, Okiku meninggal tak lama setelah itu karena demam. Kemudian pada saat pemakamannya, Keluarga ingin memasukkan boneka ke dalam peti mati-nya tapi entah mengapa mereka lupa. Keluarga gadis tersebut kemudian menempatkan boneka itu di altar rumah tangga dan berdoa untuk setiap hari dalam rangka memperingati Okiku.


Beberapa waktu kemudian, mereka melihat rambut mulai tumbuh.Menurut cerita ini merupakan roh dari gadis itu yang berlindung di dalam boneka itu.


Tahun 1938 keluarga Suzuki pindah ke shakalin, boneka okiku akhirnya dititipkan di kuil Mannenji di Hokkaido. Menurut pendeta di kuil itu, boneka tradisional jepang selalu berambut pendek, dia juga membenarkan kalau rambut boneka okiku terus memanjang, walaupun dipotong terus secara berkala, tapi rambutnya tumbuh terus. Menurut kuil, boneka tradisional awalnya memiliki rambut dipotong pendek, tapi seiring waktu terus bertambah panjang sekitar 25 sentimeter, hingga ke lutut boneka.Meskipun rambut boneka ini dipotong secara berkala , namun menurut cerita rambut tersebut tumbuh lagi.


Cerita ini telah menginspirasi berbagai macam film-film horor jepang populer salah satunya adalah film Haunted School.

Merapi Masih Punya Aura Mistis yang Kuat

http://i.okezone.com/content/2010/11/06/33/390472/O4vMP90VFD.jpg
Gunung Merapi terus menyemburkan awan panas hingga menyebabkan ratusan korban jiwa melayang. Menurut pengamatan paranormal Ki Kusumo, hal itu membuktikan bahwa Gunung Merapi sampai saat ini masih memiliki aura mistis yang kuat.

"Menurut saya, Merapi masih mempunyai energi metafisika yang luar biasa. Hal itu didukung masyarakat sekitar yang kental dengan hal-hal berbau supranatural. Jadi kejadian aneh yang timbul, bisa dikaitkan dengan fenomena alam yang akan terjadi di kemudian hari," ujarnya saat ditemui di Senayan, Jakarta, Sabtu (6/11/2010).

Paranormal yang juga produser film ini lalu mengaitkan kejadian penampakan awan menyerupai bentuk kepala Petruk di sela letusan Gunung Merapi. Menurutnya, kemunculan tokoh Punakawan itu bukan saja pertanda buruk, namun sebuah isyarat yang tak bisa dianggap remeh.

"Awan berbentuk Petruk itu pertanda yang nyata. Kita diingatkan, karena gejolak di negeri ini sudah pada kondisi yang memprihatinkan. Dibutuhkan kebersamaan dan jangan hanya menyalahkan satu elemen masyarakat atau para pemimpin saja," pesannya.

Dalam kacamata batinnya, Ki Kusumo juga meramalkan letusan Gunung Merapi masih akan terus terjadi hingga menjelang pergantian tahun. Bahkan bencana lain yang tak kalah dahsyat juga diramal akan mewarnai negeri ini. Untuk itulah dia mengajak semua orang berintrospeksi.

"Bencana ini bisa dijadikan alat introspeksi, sehingga di tahun depan bangsa Indonesia akan lebih cermat dalam menghargai alam. Kita mulai dari diri kita dan dari lingkungan di mana kita tinggal, untuk lebih menyayangi lingkungan," pungkasnya.(okezone.com)

Korban Tewas Merapi Berjumlah 116 Orang

http://i.okezone.com/content/2010/11/06/340/390546/gPxuOjizWg.jpg
Jumlah korban tewas akibat letusan Gunung Merapi, menurut data terakhir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah mencapai 116 orang. Jumlah ini tersebar di sejumlah wilayah DIY dan Jawa Tengah.

Sebanyak 104 orang berasal dari Kabupaten Sleman, 7 orang dari Kabupaten Magelang, 2 dari Kabupaten Klaten dan 3 dari Kabupaten Boyolali.

Selain korban tewas, jumlah korban luka juga cukup besar yakni mencapai 218 orang terdiri atas 147 orang di Kabupaten Sleman, 14 orang Kabupaten Magelang, dan 57 orang Kabupaten Klate.

Kepala BNPB Syamsul Maarif mengatakan, jumlah tersebut kemungkinan bertambah karena pihaknya saat ini masih melakukan pendataan. Menurut dia, masih ada beberapa daerah yang luput dari penyisiran tim evakuasi.

“Saya masih menggunakan sistem penanganan pengungsian yang telah dirintis oleh pemerintah daerah. Intinya adalah berusaha memenuhi semua kebutuhan pengunsian,” ujarnya usai mengikuti rapat kabinet terbatas di Istana Kepresidenan, Gedung Agung, Sabtu (6/11/2010) malam.

Menurut Syamsul, ada dua pokok perhatian penanganan tanggap darurat bencana erupsi Gunung Merapi. Pertama, penanganan wilayah berbahaya dari gunung Merapi, termasuk tempat-tempat yang sudah ditinggalkan penduduk dan kedua penanganan pengungsian.

Untuk mengantisipasi hal ini, pihaknya telah membentuk organisasi tanggap darurat yang mengkordinasikan dua gubernur yaitu Gubernur Daerah IStimewa Yogyakarta (DIY) dan Gubernur Jawa Tengah, TNI dan Kepolisian. Mereka ditempatkan pada titik-titik pengungsian yang membutuhkan.

Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalops) BNPB di Yogyakarta juga mencatat gelombang pengungsi yang mencapai 198 ribu orang.

Di kabupaten Sleman pengungsi tercatat sebanyak 56.000 jiwa, Kabupaten Magelang sebanyak 62.000 jiwa, Kota Magelang 2.000 jiwa, Kabupaten Klaten 40.000 jiwa, dan Kabupaten Boyolali 30.000 jiwa. Seluruh pengungsi tersebar di 120 titik pengungsian.(okezone.com)

Jumat, 05 November 2010

Obama dan Faymann Tetap ke Indonesia

http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2010/11/05/1114542620X310.jpg
Meskipun erupsi Gunung Merapi dilaporkan meluas, Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Austria Heinz Fischer tetap berkunjung ke Indonesia pada tanggal 9 November mendatang.

Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (5/11/2010). "Sejauh ini tetap sesuai jadwal," kata Faiza.

Terkait meluasnya erupsi Gunung Merapi, Faiza mengatakan, hal tersebut hingga saat ini belum menjadi bahan pembicaraan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat serta Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Austria.

Kendati demikian, lanjut Faiza, Pemerintah Indonesia terus memantau perkembangan Merapi. Mantan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri ini juga menegaskan, hingga saat ini belum ada perubahan terhadap agenda kunjungan tamu negara tersebut.(kompas.com)